.jpg)
Kematian sang ibu saat ia berusia 10
tahun, membuatnya sangat terpukul dan selalu murung. Beruntung, kado ulang
tahun – sebuah gitar - yang diberikan ayahnya saat ia berusia 12 tahun,
perlahan membuatnya dapat melupakan
kepedihan ditinggal sang ibu. Dan sejak itu ia tidak pernah bisa dipisahkan dari
gitar.
Karena seorang yang kidal, maka ia
balik susunan senar gitarnya sehingga dapat dipetik dengan tangan kirinya.
Permainan dan eksplorasi musiknya menjadi lebih luas dan pesat dengan gitar
listrik yang diberikan ayahnya kemudian. Musisi blues tenar seperti B.B. King,
Elmore James dan Muddy Waters, juga musisi rock n' roll seperti Chuck Berry dan
Eddie Cochran, berpengaruh kuat dalam dirinya juga Velvetone, band yang pertama
ia bentuk. Bahkan BB King memberi penghormatan dengan mengabadikan nama,
Lucille – nama ibu Jimmi - pada gitar Gibsonnya untuk permainan Jimi dan karena
lagu Rock And Roll Music dari Chuck
Berry termasuk lagu yang paling sering ia dibawakan.
Jimi mulai berkarir di musik tahun
1960, saat ia menjadi anggota sebuah band bernama Rocking Kings dan mulai
sering manggung di tempat konser seputar Seattle. Walaupun sudah mulai menarik
perhatian para pencinta musik, ia tampaknya belum bisa menunjukkan totalitasnya
karena setahun kemudian ia malah kena wajib militer dan bergabung dengan
angkatan darat di Fort Ord, California. Kemudian ia ditempatkan di 101st
Airborne Paratroopers di Fort Campbell, Kentucky sebagai pasukan penerjun. Saat
inilah ia bertemu dengan Billy Cox, seorang pemain bass berkulit hitam yang
cukup disegani di kalangan musisi blues pada saat itu. Mereka sempat bermain di
dalam band angkatan.
Karena cedera pergelangan kaki saat
penerjunan yang ke- 26 kalinya, Hendrix kemudian diminta meninggalkan angkatan.
Hikmah dari kejadian ini - seperti kemudian dikemukakan Hendrix - adalah ia
jadi tidak perlu ikut dalam perang
Vietnam yang meletus beberapa tahun
kemudian. Saat itulah ia kembali bergabung dengan bekas teman-teman bandnya dan
membentuk Bob Fisher & The Barnevilles. Mereka kemudian menjadi band
pembuka untuk beberapa musisi untuk tour Amerika sebelum Hendrix kemudian
pindah ke Vancouver, Kanada.
Pada 1963, Hendrix pindah lagi ke
Tennessee, dan di kampungnya Elvis Presley ini, ia bermain dengan sederet nama
top waktu itu seperti Little Richard, Hank Ballard dan The Supremes. Ia juga
ikutan di dua single-nya Lonnie Youngblood. Sayang, ia tidak sempat membuat
kerja sama dengan Elvis. Tetapi ia sering menampilkan hit dari sang raja itu,
yaitu Hound Dog dan bahkan sempat pula merekamnya. Tentunya dengan versinya
sendiri yang penuh teriakan dan geraman terutama di bagian chorus-nya.
Merasa kurang bisa mengembangkan karirnya,
Hendrix pindah lagi dan kali ini ke New York. Di kota Big Apple itu, ia bermain
bersama dengan Isley Brothers, sepanjang tahun 1964, termasuk untuk rekamannya
di studio. Ia juga berkolaborasi dengan penyanyi soul Curtis Knight. Knight
kemudian menulis lagu 'Ballad Of Jimi' yang ditulisnya pada 1965, setelah Jimi
berkata padanya bahwa ia (Jimi) akan mati lima tahun lagi. Tahun itu juga
Hendrix menjadi anggota band pendamping Little Richard dan sering berkeliling
di panggung-panggung seputar New York, salah satunya adalah Paramount Theater.
Sebagai musisi pendukung, tentu saja
Hendrix kurang dapat mengekspos kemampuannya bermain gitar secara maksimal.
Bahkan Little Richard pernah menyuruhnya melepas pakaiannya yang dinilai
terlalu mencolok. Dan menggantinya dengan pakaian yang sudah dipersiapkan bagi
musisi pengiring. Menjadi orang kedua tentunya bukanlah harapan Hendrix. Tidak
bisa menonjolkan diri dan dengan bayaran kecil membuatnya tertekan. Suatu
ketika ia berjalan-jalan bersama pacarnya Jeannette Jacobs, ia menunjuk pada
baju-baju bagus di etalase sebuah toko. Ia bilang pada Jeannette, ”Jika saya
terkenal nanti, saya akan belikan kamu baju seperti itu.” Jeannette tersenyum,
tidak yakin hal itu akan jadi kenyataan. Karena saat itu Jimi sendiri hanya
memiliki dua potong kemeja, dua celana dan sepasang sepatu butut.
Pada tahun berikutnya 1966, Hendrix mulai
menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Ia membangun bandnya sendiri, Jimmy
James & The Blue Flames. Saat main di Café Wha! di Greenwich Village, New
York pada bulan Juni, penampilannya dikagumi oleh Linda Keith. Linda yang pacar
gitaris Rolling Stones, Keith Richards itu, tak lama kemudian mempertemukannya
dengan bassis grup Inggris The Animals, Chas Chandler. Chandler pula yang
mengusulkan mengganti nama Hendricks menjadi Hendrix. Ia kemudian mengajak
Hendrix mengembangkan karir di London.
Hendrix sempat ragu. Selain Keith Richards,
di Inggris bercokol para gitaris hebat seperti George Harrison (The Beatles),
Pete Townsend (The Who) dan tiga gitaris jebolan Yardbirds: Jimmy Page (Led
Zeppelin), Jeff Beck dan Eric Clapton (Cream). Hendrix minder untuk bertemu
dengan Richards dan yang lainnya. Tetapi bilang pada Chandler ia ingin juga
bertemu dengan Clapton. “Tidak ada masalah dengan Richards,” kata Chandler.
“Pacarnya sendiri yang merekomendasi kamu,” tambahnya. “Dan jika Clapton
mendengarkan permainan kamu, maka dialah yang ingin bertemu kamu.” Chandler meyakinkan
Hendrix. Dan walaupun membutuhkan waktu lima minggu untuk berpikir, ia pun
akhirnya setuju. Maka, setelah mengurus berbagai macam keperluan, berangkatlah
keduanya ke London.
Setiba di London pada 24 September 1966,
Hendrix yang sebenarnya masih ragu, diajak Chandler ke kafenya Zoot Money. Di
kafe yang merupakan tempat nongkrong para musisi itu, Hendrix sempat ber-jam
session dengan pemusik setempat. Akhirnya --- setelah bermain sekitar dua jam
--- Hendrix menemukan kepercayaan dirinya dan merasa akan cocok berkarir di
Inggris. Chandler kemudian mengajak Hendrix berkeliling dari tempat satu ke
tempat lainnya. Ia yang cukup ngetop bersama The Animals, banyak kenal dengan
para musisi dan pemilik klab. Hal ini banyak membantu Jimi mendapatkan
kesempatan untuk manggung. Di klab Blaises tempat Hendrix bermain, ia dilihat
oleh Johnny Hallyday yang saat itu merupakan penyanyi top di Perancis. Ia
kemudian bernegosiasi dengan Chandler membicarakan kemungkinan kerja sama.
Akhirnya diperoleh kesepakatan yaitu, Hendrix akan membuka konser Johnny.
Tetapi Hendrix merasa harus memiliki band sendiri.
Di London, Chandler lalu mencarikan Hendrix
dua 'pengawal' tangguh untuk posisi drums dan bass. Ia mendengar bahwa
penggebuk drum Mitch Mitchell (lahir John Mitchell, 9 Juni 1947) keluar dari
Georgie Fame's Blue Flames. Maka direkrutlah Mitchell mengisi posisi tersebut.
Tinggal posisi pembetot bass yang masih lowong. Saat itulah, Noel Redding
(lahir David Redding, 25 Desember 1945) yang mengikuti audisi untuk jadi
gitaris The Animals, ditawari jadi pemain bass bersama Hendrix. Karena posisi
gitaris dalam The Animals sudah terisi, dan menyadari persaingan sebagai pemain
gitar terlalu ketat, ia setuju untuk jadi pemain bass dan menerima tawaran
tersebut.
Mitchell merupakan seorang aktor cilik
untuk iklan TV, sebelum memutuskan menjadi musisi pada saat remaja. Ia sangat
menyukai permainan drum dari Buddy Rich dan Gene Kruppa. Sedangkan Redding yang
jebolan sekolah seni, pernah bermain dengan Modern Jazz Group dan Loving Kind.
Pada September inilah Hendrix sebenarnya baru ikutan mengubah namanya dari
Jimmy menjadi lebih sederhana, Jimi.
Mereka bertiga membuat band Jimi Hendrix
Experience yang kemudian melegenda. Itu terjadi pada Oktober 1966. Saat di mana
karir Hendrix yang sesungguhnya baru dimulai. Penampilan pertama mereka adalah
ketika menjadi band pembuka dari penyanyi Perancis Johnny Hallyday yang manggung
di Paris Olympia pada tanggal 18 bulan yang sama. Tetapi demi penampilannya di
Paris, Hendrix membutuhkan peralatan yang lebih hebat. Ia memerlukan ampli yang
lebih besar dengan daya lebih kuat. Maka, Chandler pun menjual dua buah
bass-nya - Fender Precision dan Gibson EB - untuk membeli Marshall Supro yang
kemudian menjadi trademark-nya Hendrix.
Sebulan kemudian mereka - untuk pertama
kali sejak bertrio - masuk studio. Mereka merekam lagu 'Stone Free' ciptaan
Hendrix dan 'Hey Joe' karya Billy Roberts dan pernah dinyanyikan oleh Tim Rose.
Kedua lagu tersebut digarap di De Lane Lea Studio, London. Sayang ketika itu
mereka masih sepi tawaran manggung. Sedangkan mereka harus membiayai hidup dan
sewa studio. Sekali lagi Chandler harus merelakan koleksi bass-nya. Kali ini
sebuah Fender Jazz Bass dan sebuah Fender Precision dilego. Ia pun bertekad,
pengorbanan ini harus menghasilkan sesuatu yang hebat di kemudian hari.
Harapan itu sedikit demi sedikit mulai
terwujud. Pada November mereka bermain selama empat hari di Big Apple Club,
Munich, Jerman. Mendapat bayaran 300 pounds, mereka mulai bisa membiayai hidup.
Dan Chandler terus berusaha agar Jimi Hendrix Experience bisa lebih diliput
oleh pers. Hendrix cs. mendapat kesempatan jumpa pers pertama pada tanggal 25
bulan itu juga. Bertempat di klab Bag O' Nails, London, mereka menampilkan
repertoar yang biasa mereka bawakan. Termasuk tentu saja Hey Joe dan Stonefree. Kalangan pers menanggapi positif penampilan mereka.
Memasuki Desember, Hendrix menandatangani
kontrak empat tahun dengan Yameta Company, suatu perusahaan manajemen artis.
Akhirnya single pertama 'Hey Joe' dirilis oleh Polydor setelah sebelumnya
ditolak oleh Decca. Mereka bertiga lalu tampil di acara TV untuk pertama
kalinya di penghujung tahun 1966 itu. Sayang pada malam Tahun Baru 1967, mereka
tidak mendapat tawaran panggung. Untungnya, Redding mempunyai gagasan bagus. Ia
mengajak Hendrix dan Mitchell bermain di kampung halamannya, Folkestone, sebuah
kota kecil dekat London. Dan ia yang memiliki banyak kerabat di kota itu tanpa
banyak kesulitan mendapatkan job.
Mereka berangkat naik kereta di dalam cuaca
dingin. Tetapi hal itu tidak membekukan semangat mereka tampil di kafe Tofts.
Apalagi orangtua Noel juga menyediakan tempat menginap bagi mereka plus sang
manajer. Penampilan mereka di kafe Tofts itu paling tidak cukup untuk menghibur
diri mereka sendiri. Memasuki Januari 1967 keadaan sudah mulai membaik.
Walaupun sempat 'terpaksa' bermain di klab-klab kecil seperti Ram Jam dan Ricky
Tick, mereka ma-sih sering mendapat kesempatan tampil di Scotch of St.Thomas
dan 7 ½ Club. Bahkan kadang di klab yang terletak di White Horse Street,
Mayfair, London itu, penampilannya ditonton oleh musisi terkenal seperti Paul
McCartney, Pete Townsend dan Mick Jagger.
Bintang-bintang top itu ternyata
menyukainya. Mereka sering bilang pada pers, bahwa mereka kagum pada penampilan
Hendrix. Dan hal itu tentunya merupakan keuntungan publikasi yang besar bagi
Hendrix dan dua sohibnya. Karena kala itu, penyataan dari para personel The
Beatles, The Who dan Rolling Stones merupakan 'santapan wajib' yang harus
diyakini oleh para pencinta musik di seluruh dunia. Akhir bulan itu, Jimi
Hendrix Experience tampil di Saville Theater, London sebagai grup pembuka The
Who. Kesempatan ini diperoleh juga atas permintaan Townsend. Tentu saja hal ini
tidak disia-siakan. Dan Hendrix pun membuktikan bahwa mereka memang patut untuk
diperhitungkan.
Pete Townsend yang kala itu merupakan
gitaris dengan aksi panggung yang hebat, malam itu mendapat 'saingan berat'.
Tahu bahwa Townsend akan melakukan atraksi khasnya seperti memutar gitar di
udara, Hendrix melakukan atraksi yang lebih hebat. Tetap dengan cirinya seperti
memetik senar pakai gigi, menggesekkan senar ke punggung atau menendang-nendang
gitar. Tapi kali ini dengan gaya lebih agresif. Pada bulan Februari, single
'Hey Joe' mendaki di nomor enam pada chart Inggris. Hendrix pun semakin
terkenal dengan gayanya yang liar.
Pers juga sering mengekspos hal tersebut.
Sementara itu mereka bertiga masuk studio lagi untuk menyelesaikan penggarapan
album penuh. Album itu dikerjakan di Olympic Studios, Barnes, London. Sepanjang
bulan Maret tahun itu, mereka mengadakan pertunjukan keliling Eropa. Dimula di
Twenty Club di Mouscron, Belgia dan 20 Club, Lille, Perancis lalu dilanjutkan
ke klab legendaris yang juga melahirkan Beatles, Star Club di Hamburg, Jerman.
Kembali ke Inggris, Jimi Hendrix Experience
tampil pada acara “Top Of The Pops”di BBC1-TV. Saat tour kelling Inggris itu,
mereka sempat sepanggung dengan Cat Steven, Walker Brothers dan Engelbert
Humperdinck. Gaya agresif Jimi sempat membuatnya celaka. Waktu ia membakar
gitarnya, tangannya ikutan terbakar. Ia pun dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian lain yang tidak mengenakkan adalah
ketika mereka habis bermain di New Century Hall, Manchester. Mereka menjadi
korban salah sasaran dari oknum polisi setempat yang sedang razia anak di bawah
umur. Ketika mau masuk ke dalam sebuah klab, mereka ditolak. Noel dan Mitch
sempat ditarik polisi, mereka melawan dan mendapat beberapa pukulan. Jimi
terhindar dari perlakuan tersebut karena memperlihatkan paspor Amerika.
Untunglah keadaan bisa diatasi karena turun tangan sang manajer.
Tidak berapa lama Hendrix sembuh dari luka
bakarnya pada bulan Mei, single 'Purple Haze' dilepas ke pasar. Sempat
menduduki tangga ketiga pada chart, single tersebut segera disusul oleh album
pertamanya, Are You Experienced? Album ini segera menyita perhatian pencinta
musik dunia dan nangkring di posisi kedua pada chart selama 33 minggu. Jimi
Hendrix Experience mengadakan tour Eropa dimulai di Neue Welt, Berlin, Jerman.
Walaupun sempat kaget terhadap respon penonton Jerman yang kalem, mereka
terkesan dengan pengetahuan publik Jerman tentang mereka. Dan tour pun
berlanjut ke Denmark, Belanda, Perancis dan negara-negara Skandinavia.
Setelah masa awal dengan irama blues yang
kental - seperti Satisfaction karya Stones yang pada prinsipnya adalah blues,
kata Keith Richard - berkembanglah musik rock yang memadukan musik dan seni
pertunjukan. Aliran diawali dengan seniman pop dunia, Andy Warhol, yang
berkolaborasi dengan The Velvet Underground. Dan yang sering disebut puncak
dalam masa ini --yang juga dikenal sebagai art rock-- adalah The Wall karya
Pink Floyd, berupa pertunjukan teater rock. Jimi Hendrix kemudian meninggal di
London, Inggris, 18 September 1970 pada umur 27 tahun.