Guruh Gipsy : Satu Tonggak Musik Pop Indonesia


Sedikit saja orang yang familiar dengan nama ini. Bahkan kaum muda. kalau pun ada, barangkali hanya mereka yang sempat menonton dan menyimak sepenggal bahasan tentangnya dalam film Garasi pada 2006. Hal yang wajar, karena pada masanya pun, Guruh Gipsy tidaklah sepopuler God Bles, Koes Plus, atau Panbers. Mereka pun hanya memproduksi satu album bertitel Guruh Gipsy dengan tagline Kesepakatan dalam Kepekatan yang dirilis pada 1977 dan dicetak sebanyak 5.000 keping kaset saja. Itu pun tidak laku di pasaran. Selain karena harga jual per keping kasetnya jauh diatas harga umum saat itu – tiga kali lipat – juga hampir keseluruhan lagu dalam album tersebut bukanlah lagu-lagu pop yang easy listening selayaknya lagu-lagu pada umunya di masa itu.

30 tahun kemudian, lepas ada tidaknya pengaruh film Garasi, pada kurun waktu sama, album eksperimental band rock progresif berangotakan Guruh Sukarno Putra, Keenan Nasution, Odink Nasution, Abadi Soesman, Roni Harahap, dan Chrismansyah Rahadi – lebih dikenal dengan nama Chrisye – ini menjadi album yang paling banyak dicari. Tidak hanya di Indonesia, ia menjadi topik diskusi para penggemar musik rock progresif di Eropa, Jepang dan Amerika. Beberapa radio di Swis, Belgia hingga Kanada memutar dan mengulas album Guruh Gipsy ini. Bahkan Shadoks Music dari Jerman membuat reproduksi dari album ini - tanpa izin Guruh maupun anggota Guruh Gipsy lainnya – dan menjualnya dalam format LP (vinyl record) sebanyak 450 buah dengan nomor seri di
tiap kepingnya.

Dalam ukuran industri, album bertagline Kesepakatan dalam Kepekatan ini memang tidak memenuhi target penjualan, namun dalam pencapaian artistiknya dianggap sebagai inspirasi untuk generasi berikutnya, dan dinilai sama persis dengan album Sgt Pepper’s Lonely Heart’s Club Band nya The Beatles yang dirilis pada 1967 dan dianggap telah mencapai titik revolusi dalam musik pop.

Eksperimen memadukan  musik etnis Bali yang berdasarkan skala pentatonis dan musik barat yang didasarkan pada skala diatonis terlihat apik dilakukan oleh Guruh yang sangat menguasai budaya Bali bersama anggota lainnya yang sangat faham pakem rock progresf seperti repertoar dari Genesis, Yes maupun Emerson Lake and Palmer.

Sebuah maha karya yang menyita banyak pikiran, tenaga dan pengorbanan dalam proses penggarapan mencapai 16 bulan.

Archives