God Bless

Crazy Wheels adalah nama yang dipilih Ahmad Albar, Ludwig Lemans, Fuad Hasan dan Donny Fattah ketika mereka membentuk grup musik beraliran rock di awal 70-an, sebelum akhiirnya berubah menjadi God Bless pada Mei 1973. Band rock yang lebih banyak memainkan repertoar rock mancanegara – Genesis, Deep Purple, Kansas – pada setiap pertunjukannya.

Sekalipun tidak memiliki lagu sendiri, konsistensi  mereka secara utuh di jalur rock pada saat band rock yang lain berkompromi dengan selera pasar dengan memainkan musik pop, menyedot banyak perhatian publik. Konser perdana mereka di Taman Ismail Marzuki dan aksi panggungnya di pentas Summer 28 membuktikan hal tersebut. Dan eksistensi nama besarnya makin diakui saat dipilih menjadi band pembuka konser grup musik rock terkemuka dunia Deep Purple pada 1975 di Jakarta.

Perubahan formasi yang cukup kerap, berpengaruh besar dalam proses kreatif bermusik mereka. Masuknya Ian Antono dan Teddy Sunjaya serta bergabungnya kembali Jockie Surjoprajogo menjadi energi God Bless  untuk menciptakan dan membawakan lagu-lagu sendiri. Dan pada akhirnya mengantar God Bless memasuki dunia rekaman dan berhasil merilis album perdana bertitel God Bless pada 1975. Terlepas banyaknya kemiripan melodi dan aransemen dengan lagu-lagu dari Genesisi dan King Crimson, album God Bless ini sangat disukai publik. Lagu Huma Di Atas Bukit dan Setan Tertawa  dalam album ini pun serentak menjadi hits di mana-mana.

Konsep music God Bless bergeser menyusul bergabungnya Abadi Soesman pada 1979 menggantikan Jockie Soerjoprajogo. Album kedua, Cermin, yang dirilis pada 1980 menghadirkan aransemen lebih rumit dengan elaborasi skill personal dan kekompakan yang tinggi. Menempatkan album ini sebagai album idealis dengan musikalitas tinggi sekaligus barometer band rock saat itu.

Pergeseran konsep music terlihat kembali di album come back Semut Hitam yang dirilis pada 1988. Pengaruh music hard rock dan heavy metal sangat jelas di album ini. Dan luar biasa, ia menjadi album terlaris God Bless dan meledak. Lagu Rumah Kita dan Semut Hitam diputar dimana-mana.

Perubahan konsep musik terlihat kembali pada album ketiga Raksasa yang dirilis pada 1989 meyusul keluarnya Ian Antono dan digantikan Eet Syahrani. Musik mereka menjadi lebih progresif.

Profil :
personil : Ahmad Albar / Ian Antono / Donny Fattah / Abadi Soesman / Yaya Moektio / Jockie Suerjoprajogo / Soman Lubis / Fuad Hasan / Ludwig Le Mans 
diskografi : 6 malbum / 3 album kompilasi

Archives